
Sejak peristiwa itu Ibu Asnani lebih berhati-hati menjaga pola makan. Beliau melakukan diet, terutama untuk makanan yang membahayakan bagi penderita diabetes. Ibu Asnani pun selalu berhati-hati dalam berbagai aktivitas untuk mengurangi risiko terluka. Tapi kenyataan berbicara lain. Pada bulan Ramadhan 1433 H tepatnya tahun 2012 yang lalu, saat bercengkerama sambil menggendong cucu kesayangannya, tanpa sengaja pipi kiri beliau tercakar oleh cucunya. Peristiwa ini membuat goresan luka. Dalam waktu yang sangat singkat luka tersebut berubah menjadi luka besar yang menganga, bernanah, dan disertai pembengkakan yang luar biasa. Akibat luka yang semakin membesar, pembengkakan yang mengandung nanah disertai rasa sakit yang tak tertahankan, Ibu Asnani tidak dapat beraktivitas lagi. Beliau hanya terbaring di tempat tidur, karena bengkak di wajahnya hampir menutup bagian mata sehingga beliau kesulitan melihat. Beliau pun kesulitan berbicara dan makan, bahkan sempat mengalami koma.
Melihat perkembangan tersebut, Ibu Sarliati dan keluarga yang lain memutuskan untuk segera merawat Ibu Asnani di rumah sakit. Saat diperiksa oleh dokter, kadar gula darah Ibu Asnani sangat tinggi hingga melebihi 400 mg/dl (kadar gula darah normal kurang dari 140 mg/dl). Dengan kondisi luka yang semakin memprihatinkan, dokter pun menyarankan agar luka di wajah Ibu Asnani segera dioperasi. Menurut dokter, itulah cara tercepat dan paling memungkinkan untuk menolong Ibu Asnani. Keluarga menyetujuinya. Masalah pun muncul, karena tekanan darah Ibu Asnani tidak stabil, proses operasi selalu tertunda. Dokter mengatakan sangat besar risikonya bila pasien dioperasi saat tekanan darahnya tinggi. Alhasil, operasi tertunda hingga tiga minggu. Dokter hanya memberikan obat-obatan biasa disertai suntikan insulin.
Selama proses perawatan di rumah sakit, tanpa sepengetahuan dokter Ibu Sarliati meminumkan SHAD NIGELLA PLUS dan SHAD ENDIABETkepada Ibu Asnani dua jam sebelum mengkonsumsi obat kimia yang diberikan dokter. Hasilnya, setiap melakukan pemeriksaan dokter memberikan informasi positif bahwa terlihat perkembangan yang baik pada jaringan luka di pipi Ibu Asnani. Jaringan di luka tumbuh dengan baik sehingga kian hari mengalami perbaikan. Melihat perkembangan yang positif ini, diserta alasan tidak pastinya waktu operasi, keluarga meminta izin kepada dokter untuk membawa pulang Ibu Asnani dan merawatnya sendiri di rumah.
Sebagai perawat Ibu Sarliati kembali merawat kakaknya Ibu Asnani dengan meminumkan SHAD NIGELLA PLUS dan SHAD ENDIABETsecara rutin dua kali sehari masing-masing tiga kapsul. Sedangkan untuk pengobatan luka dari luar, Ibu Sarliati membubuhkan bubuk SHAD NIGELLA PLUS ke seluruh luka yang menganga. Obat suntik insulin pun tak pernah beliau gunakan. Alhamdulillah, dari hari ke hari terus terjadi perkembangan yang menggembirakan. Luka yang lebih sering disebut borok di wajah itu terus mengering. Pembengkakan pun terus berkurang. Bentuk mata yang hampir tidak terlihat berangsur terlihat jelas. Subhanallah, sebulan kemudian semua luka tersebut menutup seratus persen. Kini, sudah tidak ada luka di wajah Ibu Asnani. Bahkan, bekas luka pun nyaris tidak terlihat. Dengan kondisi yang telah pulih, pada bulan Maret 2013 ini Ibu Asnani telah menunaikan ibadah umrah ke tanah suci bersama Ibu Sarliati. Semoga beliau selalu sehat dan ibadah umrahnya diterima Allah SWT. Amin. (HRM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar